artikel


RANGKAP JABATAN,HARUSKAH?
Oleh: Yoga P.Tarigan
(Mahasiswa PPKN Universitas Negeri Medan)

Kekerjakanlah pekerjaan yang menjadi bakat dirimu dan yang bisa menjadi sebuah lambang keberhasilan dalam mengerjakan pekerjaan tersebut tetapi jangan di lakukan pekerjaan lebih dari satu karena tidak semua orang bisa melakukan hal itu. Sebuah pesan yang bermakna jika di taruh kedalam hati manusia. Manusia sejatinya adalah mahkluk yang paling tinggi derajatnya di banding manusia lain karena adanya akal dan pikirannya tetapi hal itupun tetap ada batasnya.
Batasnya itu ialah tidak terburu-buru mengerjakan dua pekerjaan sekaligus seakan-akan tidak ada kesiapan dan dadakan, mungkinkah hasil akhir akan baik di dua sisinya. Di Sanur Bali pemimpin negeri ini telah di nobatkan sebagai ketua umum dari sebuah partai besar, memegang dua jabatan haruskah demikian?.  Fokus kenegara atau fokus ke partainya atau $tidak kedua-duanya. Negara sedang berjalan di kepepimpinannya di jangka waktu yang hanya tinggal satu setengah tahun lagi kurang lebih tapi mengapa harus fokusnya di bagi-bagi, lebih bernilai mana rakyatkah atau rakyat yang ada di partainya
Fokus ke Negara dan ke Partai
Rakyat Indonesia belakangan ini ternilai cukup cerdas dengan benar-benar mengiginkan adanya perubahan, tetapi hal itu apakah dilihat benar-benar oleh sang pemimpin tersebut. Yang manakah rakyat beliau sebenarnya rakyat Indonesia ataukah Rakyat Partainya saja. Bukan mengkritik atau apapun hanyalah ingin membuat sesuatu itu berjalan seharusnya. Satu setengah tahun lagi umur pemerintahan, bukankah lebih baik fokus ke negara saja dengan memperhatikan kemiskinan yang bertambah, nilai korupsi yang tinggi,pengangguran,kriminalitas,kurangnya rasa aman. Semua itu harusnya di pikirkan dan dilakukan sebuah aksi tegas untuk menyelematkannya dan juga berkaca dengan segala isu kudeta bukankah itu sebuah teguran yang menggambarkan keraguan akan pemerintahannya. Lakukanlah yang terbaik sehingga di akhir jabatan kelak akan terlihat yang baik dan cukup di kenang oleh masyarakat banyak dan bahkan mungkin saja di anggap sebagai pahlawan bukannya malah melakukan hal seperti demikian.
Tindakan peneyelematan di partai telah dilakukan yang mana seakan-akan benar-benar ketakutan akan mengalami kekalahan di pemilu 2014 kelak, tapi apakah terpikir dengan memperbaiki kinerja di pemerintahan bukankah akan timbul pencintraan yang baik kepada beliau dan otomatis akan adanya juga pencintraan yang baik di partainya. Menjabat ketua umum tidak lama lagi akan di sibukkan dengan penandatangan DCS DPR RI dimana harus ketua umum yang menanda tangani bukankah itu bisa menyibukkan beliau di tengah-tengah permintaan tanda tangan lainnya yang berhubungan dengan urusan rakyat yang sesungguhnya.
Fokus kepartai atau ke negara sebanarnya, haruskah melakukan hal itu?, lakukanlah sesuatu yang menjadi tugas utama, menteri-menteri juga di berikan rangkap jabatan sebagai ketua harian dan pengurus harian. Garis bawahi harian tersebut, jika hari-harinya disibukkan mengurus kepartaian ke manakah lagi tugas sebagai menteri. Ketua umum tersebut ketika berpesan kepada menterinya ketika beliau sebagai presiden sering mengingatkan agar fokus dan fokus ke urusan negara saja sehingga pekerjaan mengurus rakyat menjadi prioritas yang utama dan yang tidak bisa di harapkan berbesar hati, tetapi beliau sendiri yang menunjuk menteri yang juga anggota partainya untuk menjadi pengurus hariannya lalu dimanakah ketegasan sebagai seorang presiden.
Efektifkah Rangkap Jabatan itu?
Terbukti ampuh atau tidakkah rangkap jabatan itu, hal itu akan terlihat di ujung cerita pemerintahan beliau ini. terlintas wacana yang mengatakan bahwasanya akan ada aturan ketua umum sebuah partai dilarang untuk maju sebagai capres jika memang seperti itu bisa jadi kinerja beliau sebagai ketua umum akan lebih efektif ketimbang sebagai presiden karena akan ternag-terangan membuat lawan poltik di pemilu yang akan datang yang telah dari sekarang mempromosikan diri maju capres tapi sebagai ketua umum.
Menteri yang diberikan mandat mengerjakan sebuah pekerjaan di kabinet namun diberikan perkajaan yang baru lagi apakah hal itu akan efektif, rakyat secara umum akan bisa melihat kinerja menteri-menteri serta anggota DPR yang ikut nimbrung sebagai pengurus parpol ada baiknya pilihlah salah satu sehingga bisa fokus ke satu perkerjaan saja.
Sedikit membukakan pikiran jikalau presiden sebagai ketua umum partai maka pihak kepolisian telah memiliki atasan sebagai ketua parpol, kerugian bisa jadi di pihak kepolisian karena bisa jadi timbul sebiah intervensi di pihak kepolisian jikalau ingin menindak lanjuti anggota dari partai tersebut karena posisi beliau yang berada sebagai ketua umum, saya rasa hal itu tidaklah efektif untuk menegakkan dan membuat supremasi hukum di negara ini, memang hal itu belum tentu dan hanya sebuah dugaan saja tetapi bisa juga terjadi yang demikian jadi diharapkan kecerdasan beliau yang tidak tebang pilih.
Nuansa politik di tahun ini memang kian memanas apalagi dengan hasil yang membuat partai penguasa tersebut terus turun hal itu memang sebagai terapi kejut kepada partai tersebut yang membuat para pejalan pemerintah mulai dari eksekutif dan legislatif yang ada sangkut pautnya dengan partai itu seakan bahu membahu mengembalikan nama baik partai tu kembali tetapi juga seakan-akan meninggalkan tugas yang telah di amanatkan kepada mereka walaupun hanya untuk sesaat
Diharpkan agar rangkap jabatan itu terbukti ampuh, dan tugas-tugas sebagai pemimpin terselenggara dengan baik dan benar serta visi dan misinya terwujud semua begitu juga dengan partainya sehingga tidak terjadi penilaian buruk kepada beliau, tetapi rangkap jabatan bukanlah sebuah keharusan dan ada baiknya tetaplah melakoni satu buah peran karena sesungguhnya itu lebih baik.  



Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar